ANUGRAH
AIR MATA
Air mata langit tetesi halaman
jantung berdebar dengan petir berteriak
gundah, kilat melintas di wajah
takut berteman rindu di mana
awan lapisi bumi tetesan luka
jangan jadikan musibah hujan ini
tapi Anugrah untuk hamba
pelepas sakit bersayang jiwa
awan-awan
kabut
Air mata lisan menangis rinai
tak mampu jauh dari pelukan hujan
menetes air mata sepi hangat selalu ada
rindu pada hati bertasbih dalam kalbu
menahan rindu berkalung sayang
Air mata negeri berpayung awan
berselimut kabut menatap rinai
badai tak henti tubuh berteman hujan
hijau terbentang gigil bersemayam di kalbu
Padangpanjang, 25 November 2011
MENANTI
Setahun
menanti telah tiba
menahan
rindu bersemayam di jiwa
teringat
hijau sepi berkalung embun sejuk hawanya
setahun
menanti pulang bersama
tinggalkan
singgalang merapi menatap
negeri
berpayung hujan
Setahun
menanti
bukit
berselimut kabut
sinar
setapak mengejar mimpi
ladang
luas menunggu sepi
suci
terlepas duka
setahun
menanti ayah bunda
menunggu
datang sebatang karang
tak
mengharap berlian meraih bulan
selamat
jalan doa-Nya
Setahun
menanti rindu di pucuk Sumatera
dalam
kalbu selalu teringat
menunggu
persimpangan jalan dinda
sepi
tak terpeduli jiwa selalu bersama
Padangpanjang
14 Juli 2011
No comments:
Post a Comment