1/05/2013

41

I. Teralis

    Renjana sepasang mata di balik teralis cokelat muda    menyalang tajam bagai hendak menikam    bayang pepohonan di luar sana

    Lamat-lamat
    gerimis di ujung jalan nampak mulai mendekat
    Sirami bunga-bunga sepanjang perjalanannya
    dan menjelma air mata do'a

    Kau masih diam dalam temaram
    di balik teralis cokelat muda
    Beruntung wajahmu tak nampak suram
    meski kau kunci kata-kata

    Ah.. nona, rumahmu begitu indah
    Ada jendela-jendela besar terbuka lebar
    Namun sayang,
    sepertinya lebih mirip dengan penjara
    ku bilang,, karena teralis cokelat muda


II. Padanya yang Masih Ada dalam Benakku
    Ku temukan kau yang mengutara tiba-tiba
    Di selasar gusar pikiranku
    Nampak teramat musykil
    untuk lesapkan renjis milik gerimis tipis

    Sungguh,
    Kau telah membuat perjanjian dengan Sang Raja
    Di saat Ruhul Qudus dan abid lainnya
    Bersimpuh patuh pada titah-Nya

    Mereka akan menjadi tawananmu
    Dan mereka yang menjadi tawananmu
    Bagai biduk yang digiring menjauh dari hulu
    Bebas di laut lepas

    Kau
    Si Pengintai peluang,
    Jangan paksa aku menjadi abidmu!

No comments:

Post a Comment