1/05/2013

63



Sajadah Merah
Senyap
Tatkala semua bisu, tuli dan lumpuh
Para saksi bisu pun seakan takut ikut campur
Karena begitu bengisnya engkau
                        Padahal tubuhmu kini sudah meradang
                        Bak abnus yang merapuh disiram air
                        Dan lihatlah, seluruh sudut tubuhmu mengklaim
                        Inilah gambaran kirjamu selama hidup
Kau yang selalu absen dari hal sujudmu
Namun kau sambut layaknya surgamu, kombat disetiap sorenya
Prikotik kau . . .
Hitam gelap kehidupanmu, putih terang tangkapan retinamu
                        Hingga seorang klerek berkata padamu
                        Air selokan layaknya alkohol yang kau telan
                        Sengatan bau raflesia layaknya parfum yang kau pakai
                        Sayatan duri mawar layaknya ucapan yang kau lontarkan
                        Dan kelabakan sang belut layaknya tingkah laku
Renungkanlah
Engkau hanya bertugas sebagai plagiat dari pemimpinmu
Menjadi abid setiap belaian dan tamparan nafsu duniawimu
Sehingga hanya ada satu bayangan yang tercetak di retinamu
Sang Illahi
Itulah arahmu
                        Ternyata hanya impian belaka
                        Sudah setahun kau tidak juga melek
                        Berjalan sudah terseok-seok, sempoyongan
                        Kocar-kacir pandanganmu
                        Itulah isyarat untukmu
Dan kini kau telah benar-benar bisu, tuli dan lumpuh
Tenggelam dalam tangga asamu
Para saksi bisu itu pun ikut menangis
Karena hanya mampu menyelimuti tubuhmu yang sudah rengkah
Sajadah Merahmu . . .

Keterangan :
-          Abnus              : Kayu arang
-          Kombat           : Pertikaian antar kelompok
-          Prikotik           : Benar-benar gila
-          Klerek             : Juru tulis
-          Plagiat             : Menjiplak karya orang lain
-          Abid                : Orang yang selalu taat beribadah (shaleh)

No comments:

Post a Comment