Relungan
hati
Malam senja berhamparan rembulan
Di pesisir malam sunyi gelora
Percikan air menyeruh ke tepian
Pias keruh hamparan nyelam
Senandung angin menyerbu ku
Wahai rembulan...
Sampaikanlah jeritan ku
Tangis menggeruh hampa
Menggerutu….
Hingga air mata menyelimuti ku
Lelinung hambaran suara
Dewa menjajaki relungan
Paras bayangan ku
Hinnga ku terjebak
Di pusar lubang karma
Karma hitam MU
Perjalanan
insan
Matahari dan cahayanya di pagi hari
Siang apabila menampaknya
Dan malam apabila menutupinya
Langit serta pembinaanya
Dan bumi serta penghamparannya
Jiwa serta penyempurnaanya
Beruntunglah..
Engkau umat manusia yang di ciptakan
Dari segumpal darah
Dan dari seorang laki-laki dan perempuan
Untuk melakoni kehendakMU
Hingga esok menjemputnya...
Merugilah ...
Engkau yang mengotori
DIRI dan BUMI
Api kan menyerbu anggota mu
Demi menebus celaka yang engkau..
Nikmati kepoyokannya...
Bumi yang penuh warna
Dan maha kuasa
Pencipta jagat raya
Maha Besar...
Maha Esa...
Raja muka bumi ini...
Hanya penyesalan yang ku nikmati
Demi berada di rumah MU
Ya TUHAN ku..
Kesalahan demi kesalahan yang ku perbuat
Demi dunia fana ku
Telah berakhirnya sirna
Mataku bagai tertutup oleh sirna terik mata MU
Ragaku terlontar, terbawa melayang di kegelapan hari
Hati bagaikan terhinoptis oleh pemurka
Aku terbawa oleh pancaran panas yang menyelimutiku
Dan aku terjebak...
Terjerat....
Ku ucapakan
Ku senandungkan
Ya TUHAN ku
Ku curah kan...
Hati dan dosa yang ku perbuat
Selama mendiami bumi MU_
Ku sandarkan deritaku kepada MU
Demi menembus kesalahan ku...
Wahai engkau TUHAN ku...
Engkaulah raja dunia maupun akhirat
Dan engkau lah Maha Esa
Di penjuru sudut dunia akhirat
Niscaya
MU_
Di mana malam yang penuh keindahan
Di mana malam yang penuh kemuliaan
Di mana malam yang penuh penantian
Di mana malam yang penuh keridhoan
Inilah saat ku menanti
Inilah saat ku tunggu
Inilah saat ku gapai
Inilah saat ku muliakan
Ku nanti kiriman yang engkau berikan
Demi kebaikan ku, masa depanku
Di dunia maupun di akhirat
Kan aku abadikan di hati yang penuh warna
Ku buka album ku, ku tutup album lama
Penantian yang ku tunggu-tunggu
Akhir nya datang dimalam yang penuh gelora
Pancaran kilat dari langit
Yang menghambar
ke lintasan bumi
Tak hanya ku yang menanti
Demi perubahan
Kau telah kirimkan niscaya kepada ku
Yaitu, KAU telah rubah lintasan ku
Yang tidak layak berada di dalam kehidupan ku
Menjadi
Masa
Lalu Anak Singkong
Aku melihat masa lalunya
Api yang menyerbu batinya
Angin pun tidak ketinggalan sertanya
Menaruh jejak yang takan binasa
>
Aku terjaga dan termangu
Mengaca –ngaca kepadanya
Rintik hujan deras turun
Di temani singkong
>
Tanpa pilihan
Ayah, ibu pun mati di parasanya
Semenjak itu ia tidak pernah merasakan
Goyangan sayang turunan rindu...
>
Dasyatnya ...
Perlahan-lahan ia bangkit berdiri
Keluar, dari masa lalunya...
Menjelajahi siang dan malam
Dari sabang...
Sampai marauke...
>
Daratan ...
Lautan...
Pegunungan...
Sudah tercicipi pahit manisnya...
>
Dan akhirnya harapan itu
Datang di benak nya…..
Ayah, Ibu dan Adik ku
Kobaran
api
Api...
Menyala...
Bertebaran di sudut kota
Bergelolak...
Berhamburan...
Mendekati kita
Wahai...
Engkau...
Saudara anak bangsa
Bangkitlah...
Bergelut di padang pasir
Negara…
Dengarlah...
Semua
Jeritan irama amarah
Bersenandung gelora
Perdamaian
Kiasan abadi...
No comments:
Post a Comment