Mungkin sekarang, mungkin besok,
lusa atau kelak,
kita akan berjumpa untuk melunasi kesumat.
Menancapkan belati rindu dan saling tikam
dengan amuk membiru.
. .
Sisakan usia dan buah tangan untukku
sebelum pencabut nyawa memilih kita salah
satu.
2012
Asonansi
- Anafora
Manusia
terperangkap keadaan.
Lalu menyalahkan
takdir.
Lalu menghakimi
keputusan.
Lalu mengutuk
jalan pikiran.
Lalu mengeluh
pada malam.
Lalu menyesali
hilangnya kesempatan
yang entah
disia-siakan
atau memang
pergi pelan-pelan.
Lalu kudapati,
memang mustahil
kita mengakrabi kesempurnaan.
Seperti aku dan
gelas kopiku yang saling memaki kemudian
: Aku bilang
kemanisan , si kopi bilang mulutku yang sedang tidak keruan.
2010
Hawa
Setelah puntung ke sekian
sang jejaka masih tetap merayu bulan
: Rusuk kirinya tak kunjung menjelma
puan
yang sejak amat lampau telah Tuhan
persiapkan.
Mei 2012
Labirin
Kita sudah mulai lupa darimana awalnya.
Yang harus kita lakukan sekarang
hanyalah melangkah.
Melangkah saja.
Desember 2012
Pecundang Adu Senyum
Jadi mari berlomba
untuk tersenyum sekali lagi saja
setelah kita saling-hancurkan pigura
yang membingkai senyum-senyum kita.
2010
Sesaat
Sebelum Ucapan Selamat Malam
Dari kejauhan,
suaramu terdengar lebam
mungkin kau sudah terbiasa menelan bulan
yang belakangan
kerap mampir di pekarangan.
Rupanya kita terlalu nikmat menyandera
waktu,
hingga musim beruban ;
kau dan aku sedang memunguti helai demi
helainya
yang rontok perlahan.
Dari kejauhan,
aku menebak-nebak kalimat pilihanmu
merancang jawabanku
membumbui ceritaku
meraba memorimu
lalu kubayangkan sesungging senyum dan
pipi merahmu tersipu
ketika aku ucapkan rindu.
. .
Dari kejauhan,
ada rahasia dan kenangan
yang berlomba kita simpan-sembunyikan
sesaat setelah suara kita terganti nada
akhir percakapan.
2012
No comments:
Post a Comment