SAJAK CINTA
Di ufuk
barat,
sang surya memancar paras
melukis kapas kekuning emas
semburat cahaya khas senja menjelma
menemaniku dalam kalut
adalah asa yang ku rasa
merindu kasih yang melintuh hati
sang surya memancar paras
melukis kapas kekuning emas
semburat cahaya khas senja menjelma
menemaniku dalam kalut
adalah asa yang ku rasa
merindu kasih yang melintuh hati
Di ufuk
barat,
sang surya bertandang mimpi
meninggalkan sejenak alam ramai
mengajak manusia berleha daya
sang surya bertandang mimpi
meninggalkan sejenak alam ramai
mengajak manusia berleha daya
Tetapi,
tak jua ku pahami
apa gerangan makna bisu hati ini
kala surya semakin menembus jauh mimpi
ku semakin pening saja akan tanda tanya hati
tak jua ku pahami
apa gerangan makna bisu hati ini
kala surya semakin menembus jauh mimpi
ku semakin pening saja akan tanda tanya hati
Setiap ingin ku
tulis sajak-sajak cinta
teruntuk belahan jiwa nan slalu ku puja
selalu saja,
bisikan hati tercela mendera-dera
menebar virus devide et impera
menada,
yang selalu memancing asa
merusak,
puluhan rangkai kata-kata
harus bagaimana?
seperti apa?
teruntuk belahan jiwa nan slalu ku puja
selalu saja,
bisikan hati tercela mendera-dera
menebar virus devide et impera
menada,
yang selalu memancing asa
merusak,
puluhan rangkai kata-kata
harus bagaimana?
seperti apa?
Terus saja kata itu buahnya
sehingga akupun kalut bergelut maut
entah harus kata apa mestinya
satu kalimat saja mungkin: sanderalah aku di tanganmu kasih.
sehingga akupun kalut bergelut maut
entah harus kata apa mestinya
satu kalimat saja mungkin: sanderalah aku di tanganmu kasih.
PP. Wahid Hasyim Sleman Jogja 2012
No comments:
Post a Comment