12/20/2012

7

BELIS

: Buat Avie D Blaztania

atas nama cinta
malam nanti
kuasah kelewang
akan kubunuh seekor gajah
di kebun binatang
dengan kedua tanganku
yang penuh kasih

atas nama cinta
kucopot belalai gadingnya
seperti mencopot
setiap debar di jantungmu

atas nama cinta
aku akan datang ke rumah adatmu
berbicara dengan datuk-datuk
menyarungkan sebilah gading
di hati mereka
dan melipat iblis satu mata
di dalam dompetku

atas nama cinta
aku pun tak takut
seandainya polisi datang
memborgolku
melemparku dalam mobil patroli
dan membawaku berlalu
seperti seorang pencuri

atas nama cinta
dari balik jeruji besi
akan kutebus belismu kekasih
dengan sebait puisi

2012


Catatan: Belis/Mahar/Mas Kawin (dalam kultur suku Lamaholot-NTT seorang gadis yang dipinang harus di dahuli dengan penyerahan belis/mahar/mas kawin/ berupa sebilah Gading oleh mempelai pria)



Puisi Buat Baishilla

kau adalah timur
dan barat
baishilla, datanglah
aku menunggumu di perbatasan

aku benci jarak
seperti juga dirimu
membenci musim musim panas
yang lalu

rambutmu berkibar bagai matahari
dan juga warna kulitmu
ah, semuanya menjadi tak penting
bagi para pecinta
bagi engkau yang menempuh malam malam panjang
di negeri - negeri baru

tak cukup dengan puisi, baishilla
laut ini senantiasa memanggilmu pulang
tanah ini menunggumu
datang bersama salju
di sekujur tubuhmu
mengikat namamu
di atas namaku

2012
  



Wasiat
terbang-terbanglah engkau
kekasihku
terbanglah ke udara
langit biru
angkasa di mana hati kita
berakar-berpucuk

terbanglah
di atas mimpi seorang penyair
yang tak henti-henti
menulis namamu
dengan air matanya

2012



Makassar



dari negeri angin mamiri

tak kutuliskan cinta
untukmu, catalea

kutata diri
pada lirih igau
para penyair

lalu laut mati
dan batu-batu
tersusun serupa benteng
mengepungku

malam begitu menyiksa
kanal-kanal darah mendidih
dua ratus meter
dari Rotterdam
aku tenggelam, catalea
kota ini seperti kamar mandi
seperti puisi
yang membusuk

Makassar, 2012
  



Satu Kilo Meter Rindu dari Detak Jantungku
: Buat Hafiz Muzafi Djiwa Pattyradja


I/
sejak kepergianmu
hatiku terus berjalan mencarimu
berjalan di antara api dan air
awan dan hujan

sejak kepergianmu
sempurnalah kesepianku
segala apa padaku berhenti berdenyut

pikiranku terluka
dua puluh jemariku seperti riuh
menghunus sajak
rambutku jatuh seperti cinta
yang gugur
mimpi-mimpiku
terbang dari pembaringan
bagai seorang kekasih
yang lepas dari genggaman

satu kilo meter rindu
dari detak jantungku
dua ribu empat ratus jam
enam ribu menit jauh dari pelukanmu

sejak kepergianmu
sia-sialah aku
kugali-gali kuil
dan kubur di tubuhku

2/
Silsilah

(seperti doa
namamu kukekalkan
dalam sajak)

sekali waktu
jangan lupakan aku
dan ingatlah dari mana
akarmu berada



engkaulah Lamahala
laki-laki yang menitipkan segala rahasia
pada laut pada gunung
pada gelombang pasang riwayatmu
engkaulah tulang rusuk yang menggigil
di kota-kota kesedihan

apa kau mendengar? lirih hilal
yang membuka cakrawala
di mulut kumbang
itu ayahmu

dan seorang wanita
ialah darah paling murni
yang menyusuimu di bumi
kelimutu tiga warna
telaga air mata abadi
menyimpan tangismu
di lubuk payau danaunya
ia kekasihmu, ibumu
yang sejati

ingatlah anakku
darimana akarmu berada
darah daging datuk-datuk laut
tabah mengayuh peluh
sukmamu adalah samudera ikan paus
selama langit di dadamu
masih laki-laki yang sama
selama bumi di pijakmu
masih hamparan gurun yang sama
selama angin selatan di nafasmu
masih deru yang sama
selama tanah timur di jejak kakimu
masih matahari yang sama
selama itu pula
pantang menyerahlah kau!

sedang aku
masih jua diburu kesunyian
menujumu

3/
dari kupang
kota kasih-kota banci
dari negeri es creem
kudengar batuk dan pilek menelanmu
habis-habisan

di mal, di jalan el-tari
di bawah patung sonbai
kudengar kau di buru
apotik, bemo-bemo
lampu-lampu jalan
deru musik kuanino
sate kampung solor

kudengar kau diburu
rasa hampa anakku
akan cuaca penuh asap
kantor-kantor, ruang peristirahatan
mesin cuci, koran pagi,
robot mainan, sepatu roda

kudengar kau diburu
segala yang asing
bukan bayang
tapi sebuah suara
suaramu sendiri

kudengar kau diburu
rindu yang dalam
pada tanah, kebun, laut
ikan-ikan, dayung dan sampan

kudengar kau diburu
lalu diam-diam
memanggil namaku
di dalam hati

2012

No comments:

Post a Comment