12/20/2012

6



BURUNG PERKUTUT

“Burung perkutut… burung perkutut…!!!”
“Dengarkan aku!”
“Dengarkan keluh kesahku siang ini!”
Saat pertamakali aku melihatmu terik ini.
Aku yakin kau tidak seperti mereka-mereka.
Tegar dihadapanku, kecewa dibelakangku.
Menyebut namaku berulang-ulang dihati mereka.
Atau telah menjadi gossip?
Aku khilaf….
Kesenyapan itu datang seketika.
Kata-kata itu, menghilang….
Alhasil, semangat hancur cemoohan ramai.
Semua impian yang terencana sejak awal.
Kini lenyap tak berbekas.
“Mungkin karena Aku?”
Ku adukan semuanya pada seorang teman baik.
Selama ini ak pernah jenuh menemani.
“Maafkan aku”?
Perjuangan perlu hati, hati  seluas angka kehidupan.
Dari teman satu ke yang lain.
Susahnya tak tahan.
Kini tinggal seorang, sedari pagi berharap.
Harapan yang tidak terharapkan.
“Tolong Sampaikan Maafku pada mereka?”
Jika kau bebas dari kerangkeng hari ini.
Atau besok ,lusa, bulan depan, atau tahun depan.
Atau saat ku sudah tersenyum disana.
“Tolong, bilang juga pada Tuhan!”
Nanti malam, ada seorang hamba penegur.
Segala cerita keluh kesah kepadamu tadi siang.
Aku kan merengek, menangis, menjerit, meronta bahkan merangkak.
Minta pelajaran dari-Nya.
Minta hak ku dari Nya.
Minta bekal dari-Nya.
Jika kau telah terbang tinggi menembus langit ke Tujuh.
“Atau diurat nadiku”?
Entahlah… kelelahan mengidap raga.
Mungkin,” Kapankah aku bisa terbang melayang sepertimu?”.
Tanpa bekal, tanpa dosa.
Bertemu langsung dengan Tuhan.
“Tunggu dulu…!” biar sakuku penuh dulu.
Dosaku terikis dulu.
Dihantam milyaran hari tak menentu.









No comments:

Post a Comment