Budhi Setyawan, lahir
di Purworejo, Jawa Tengah, 9 Agustus
1969. Tulisannya dimuat di banyak media antara
lain di: Bali Post, Suara Merdeka, Republika, Jurnal Nasional, Sinar Harapan,
Seputar Indonesia, Waspada, Tribun Kaltim, Minggu Pagi, Padang Ekspres, Majalah Horison, GONG, STORY, KORT, Buletin Jejak, Littera, Rumah Diksi,
Jurnal Sarbi, Jurnal Puisi Amper, dll. Puisi-puisinya ada dalam antologi bersama: Kemayaan dan Kenyataan (Fordisastra, 2007), Pedas Lada Pasir Kuarsa (Temu Sastrawan Indonesia II Pangkalpinang,
2009), Kakilangit Kesumba (Purworejo,
2009), Antologi Puisi G30S: 30 September
2009 Gempa Padang (Jakarta, 2010), Resonansi
(Purworejo, 2010), Akulah Musi
(PPN V, 2011), Sekumpulan Sajak Matajaman
(bersama Jumari Hs dan Sosiawan Leak, 2011), Antologi Puisi dan Cerpen Ibukota Keberaksaraan (Jilfest 2011), Karena Aku Tak Lahir Dari Batu (2011),
Antologi Puisi Sosial Bangga Aku Jadi
Rakyat Indonesia (2012), Narasi
Tembuni (2012), dll. Satu puisinya masuk 10 besar Lomba Cipta Puisi
Nasional ‘Batu Bedil Award’ – Festival
Teluk Semaka tahun 2010 yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus,
Prov. Lampung; Juara Harapan 1 dalam Lomba Puisi yang diadakan Komunitas Rumah
Sungai di Lombok, Nusa Tenggara Barat tahun 2012; & Juara 1 Lomba Menulis
Puisi Kreasi Akbar FLP Bandung tahun 2012. Buku antologi puisi tunggal: Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma Silam (2007). Sekarang berkegiatan dalam Sastra Reboan
di Bulungan, Jakarta Selatan, dan sebagai Ketua Forum Sastra Bekasi (FSB) serta
Pemimpin Redaksi Buletin JEJAK. Sekarang
tinggal di Bekasi Selatan, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.
No comments:
Post a Comment